ARAHBICARA.COM – Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani,
mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan BPS untuk menyajikan data update untuk merilis berita perekonomian.

“Kami terus melakukan koordinasi dengan BPS sebagai instansi lintas sektor penyedia data update untuk rilis resmi berita perekonomian. Termasuk bersinergi dengan Polri, Kejaksaan, TNI dan Badan Pangan untuk mengantisipasi jika ada penyimpangan atau menimbun barang,” tegasnya, Senin (22/4/2024).

Dia juga menyatakan, penanganan terhadap inflasi terus dilakukan, termasuk menunaikan rapat baik di tingkat daerah dan pusat.

“Inflasi tetap saja harus diwaspadai dan dikendalikan. Sebab jika tidak terkendali maka akan sulit, karena menyangkut permasalahan yang mendasar yaitu menyangkut persoalan pangan, barang dan jasa,” kata Erni.

Pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.

Dia menambahkan, nilai inflasi Kota Sukabumi secara month to month (m-to-m) maret 2024 mencapai 0,63 persen, sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) 1,47 persen, dan inflasi year to year (y-on-y) mencapai 3,13 persen.

“Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, secara m-to-m maret 2024, inflasi Kota Sukabumi sebesar 0,63 persen,” ujarnya.

Masih menurut data dari BPS, ujarnya, inflasi m-to-m disebabkan adanya kenaikan kelompok pengeluaran. Diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan sebesar 3,06 persen, kelompok transportasi. Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan sebesar 1,39 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,34 persen.

“Selain itu BPS juga mengungkapkan, komoditas yang memberikan andil inflasi m-to-m diantaranya, telur ayam ras, beras, tomat, daging sapi, bawang merah, cabai rawit, bawang putih, dan sigaret kretek mesin,” katanya.

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi tambahnya, rata-rata pada bulan Maret 2024, beberapa komoditas alami kenaikan harga. Diantaranya, cabai rawit hijau dari Rp30 ribu menjadi Rp40 ribu per kg, cabai keriting hijau dari Rp25 ribu menjadi Rp30 ribu per kg.

Disusul oleh cabai merah besar TW yang naiknya sekitar Rp10 ribu per kg, atau dari Rp80 ribu menjadi Rp90 ribu per kg, dan bawang putih juga alami kenaikan dari Rp35 ribu menjadi Rp38 ribu per kg.

“Begitu juga dengan, bawang putih dari Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kg, daging ayam broiler dari Rp40 ribu menjadi Rp43 ribu per kg, tomat besar semula Rp24 ribu menjadi Rp26 ribu per kg, dan buncis dari Rp8000 menjadi Rp10 ribu per kg.”Sebagian komoditas tersebut pada bulan Maret 2024 kemarin, rata-rata harganya naik,” papar dia.

Reporter: Ikram // Redaktur: Usep Mulyana