Oleh: Wibowo HK,SH.MSi;
Ketua Lembaga Pemerhati Pemerintahan Daerah (LP2D) OBOR Sukabumi
ARAHBICARA.COM – Selasa, 8 Oktober 2024, Bisnis perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR), merupakan sebuah industri yang menjanjikan namun penuh tantangan. BPR memiliki peran strategis dalam menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang jauh dari jangkauan bank umum. Oleh karenanya untuk bertahan dan berkembang, BPR harus memiliki mental baja serta komitmen yang tinggi untuk terus berinovasi.
Berbagai perubahan akan terjadi pada 2025. Oleh sebab itu, BPR harus mempersiapkan diri dengan penuh kesungguhan menghadapi tantangan besar yang akan menghadang. Salah satunya adalah dampak dari perhelatan pesta demokrasi yang boleh jadi akan mempengaruhi iklim dan stabilitas ekonomi.
Dinamika ekonomi global dan domestik juga tidak begitu saja diabaikan apalagi dipandang sebelah mata. Ditambah lagi, adopsi teknologi informasi yang semakin masif sehingga akan berdampak signifikan pada perubahan perilaku masyarakat, yang tentunya mempengaruhi kebutuhan mereka terhadap layanan perbankan.
Dalam konteks ini, Badan Usaha termasuk BPR/BPRS harus memiliki daya saing yang kuat. Hal ini mengharuskan mereka untuk terus mengembangkan diri, baik dari segi struktur organisasi, pengawasan, dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
BPR harus segera beradaptasi secara cepat dengan perubahan zaman, seperti akselerasi digital yang kini semakin penting. BPR yang tidak mampu berinovasi atau yang tidak memiliki SDM berkualitas tentu akan menghadapi kesulitan dalam mempertahankan kinerjanya.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang P2SK memberikan kelonggaran bagi BPR dalam mengakses berbagai peluang baru. Namun, ini juga membawa tantangan tersendiri. Penerapan internet banking, misalnya, memberikan peluang untuk memperluas akses layanan, namun hal ini juga menuntut BPR untuk memperkuat kontrol keamanan dan sistem manajemen risiko yang lebih baik, terutama terkait dengan risiko hukum dan reputasi.
Risiko-risiko ini menjadi semakin relevan mengingat peran BPR yang harus mengelola dana masyarakat dengan penuh tanggung jawab. Manajemen yang tidak memahami dengan baik tentang performance plan, performance tracking, dan performance appraisal tentu akan kesulitan dalam mengukur kinerja dan memperbaiki layanan yang diberikan. Oleh karena itu, penting bagi manajemen BPR untuk memiliki pemahaman yang mendalam dan mampu menerapkan manajemen risiko secara komprehensif.
Di sisi lain, meskipun tantangan ini besar, ada peluang besar bagi BPR untuk berkembang di tengah perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan masyarakat. Inovasi dan adaptasi terhadap teknologi menjadi kunci untuk bertahan dan bersaing. Oleh karena itu, BPR yang memiliki strategi yang jelas, fokus pada penguatan SDM, serta peningkatan sistem keamanan dan pengelolaan risiko, akan dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih baik.
BPR harus menjadikan ketahanan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan sebagai prioritas. Meningkatkan kapasitas manajerial dan kualitas layanan adalah langkah yang sangat penting agar BPR dapat bersaing dan terus berkembang. Jika hal ini dapat dilakukan, BPR akan tetap menjadi lembaga yang vital dalam sistem keuangan nasional, dan terus memberikan kontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Pada akhirnya, mental yang kuat, komitmen untuk berinovasi, serta kemampuan untuk mengelola risiko dengan baik akan menjadi faktor penentu kesuksesan BPR di masa depan. Tahun 2025 adalah masa depan yang penuh tantangan, namun juga penuh peluang bagi BPR yang siap menghadapi perubahan dengan bijak dan adaptif.
Dengan demikian, BPR harus mempersiapkan diri dengan matang menghadapi perubahan besar di tahun 2025. Dengan memperkuat struktur organisasi, meningkatkan kualitas SDM, dan berinovasi dalam penggunaan teknologi, BPR dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat.
Redaksi