ARAHBICARA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten sukabumi, terus mengingatkan warga terkait sejumlah bencana alam atau proses perusakan yang terjadi di atmosfer, air, atau di sebut fenomena Hidrometeorologi diperkirakan masih akan terjadi di Kabupaten Sukabumi pada 2025.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Medi Abdul Hakim potensi menjelaskan, potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah kemungkinan besar masih bisa kembali terjadi secara signifikan. Prediksi tersebut didasarkan pada pengalaman buruk sepanjang 2024 lali.

Berbagai upaya pemulihan dan perbaikan terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi, dibantu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat. Sasaran utama Berfokus kepada sejumlah perbaikan yang terdiri dari infrastruktur, lahan pertanian, pasilitas umum dan perbaikan ribuan rumah, akibat bencana alam yang terjadi pada akhir tahun 2024,” kata Medi, Sabtu (4/1/2024).

Masih kata Medi, sebanyak 42 hingga 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi terdampak bencana sepanjang tahun 2024 lalu. Banjir tercatat terjadi 296 kali, tanah longsor 359 kali, pergerakan tanah 792 kali, dan angin kencang 42 kali.

BPBD kabupaten sukabumi mencatatkan kerugian material hingga 180 miliar rupiah, yang terdiri dari Rusak ringan 4.027 unit, Rusak sedang : 2.081 unit, Rusak berat : 3.483 unit, Terancam : 660 unit, Terendam banjir : 1.602 unit, Fasilitas umum dan sosial : 452 unit, Lahan pertanian terdampak : 2.175,6 hektare

Akibat peristiwa tersebut ribuan warga terdampak. Sebanyak 9.634 kepala keluarga (23.346 jiwa) terdata menjadi korban, dengan 2.312 kepala keluarga (7.834 jiwa) terpaksa mengungsi dan 574 kepala keluarga (1.526 jiwa) dalam kondisi terancam. Selain itu, 10 orang meninggal dunia, dan dua lainnya hilang.

Medi menjelaskan bahwa kerugian besar ini tidak terlepas dari banyaknya bangunan dan fasilitas yang terdampak, mulai dari rumah tinggal hingga lahan pertanian. Bencana yang berulang menunjukkan perlunya mitigasi yang lebih serius.

“Pengalaman buruk 2024 menjadi pelajaran penting bagi Sukabumi untuk mempersiapkan diri lebih baik menghadapi potensi bencana di masa depan,” tandasnya.
Pemerintah dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana, tambah dia.

Redaktur: Usep Mulyana