ARAHBICARA.COM – Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi energi panas bumi yang sangat besar. Keberadaan gunung berapi aktif serta struktur geologi yang kompleks menciptakan kondisi ideal bagi pengembangan energi panas bumi.

Kasi Energi Baru Terbarukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Yuswandi, S.T., M.Ling., mengatakan, pemanfaatan panas bumi di Sukabumi memiliki sejarah panjang, salah satunya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Kecamatan Kabandungan yang telah beroperasi sejak 1994.

Dimana PLTP tersebut menghasilkan listrik sebesar 381 MW pada tahun 2021. Hal ini menjadikan PLTP Kabandungan sebagai salah satu penghasil listrik panas bumi terbesar di dunia.

Selain dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, panas bumi di Sukabumi juga memiliki potensi besar untuk penggunaan langsung (direct use). Beberapa sektor yang bisa memanfaatkan energi ini adalah industri pengolahan kayu, produksi gula merah, serta pengolahan kopi.

“Sektor pariwisata juga memiliki peluang besar untuk berkembang melalui pemanfaatan sumber daya panas bumi ini, terutama di lokasi-lokasi yang memiliki mata air panas. Namun, masih banyak potensi yang belum tergarap secara maksimal akibat keterbatasan infrastruktur dan kurangnya promosi,”kata dia, Kamis (6/3/2025).

Secara geolog ujarnya, potensi panas bumi di Sukabumi sangat didukung oleh keberadaan Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Halimun-Salak, serta sesar aktif Cimandiri yang mempengaruhi munculnya manifestasi panas bumi di beberapa titik.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hochstein dan Sudarman pada rentang tahun 1970-2000, sistem panas bumi di Sukabumi termasuk dalam beberapa kategori yang ditemukan di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa potensi panas bumi di daerah ini tidak hanya melimpah tetapi juga beragam dalam karakteristiknya.

Manifestasi panas bumi di Sukabumi kata dia,  umumnya muncul dalam bentuk mata air panas yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Cisolok, Cikakak, Warungkiara, Cibadak, Simpenan, Nyalindung, dan Cidadap.

Beberapa lokasi ini telah dikembangkan sebagai objek wisata, namun masih banyak yang belum dikelola secara optimal. Salah satu kendala utama dalam pengembangan pariwisata berbasis panas bumi di Sukabumi adalah aksesibilitas yang terbatas serta minimnya fasilitas pendukung bagi wisatawan.

“Salah satu destinasi panas bumi yang paling terkenal adalah Geyser Cisolok di Kecamatan Cisolok. Yuswandi menjelaskan bahwa geyser ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang menyemburkan air panas secara alami tanpa kandungan belerang, sehingga aman digunakan untuk pemandian,” jelas dia.

Selain itu, geyser ini juga menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, menambah daya tariknya sebagai destinasi wisata unggulan. Keunikan geyser ini berpotensi besar untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara jika dikelola dengan baik.

Selain Geyser Cisolok, masih banyak mata air panas lain yang berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata, seperti di Desa Cidadap (Kecamatan Cidadap), Kelurahan Cibadak (Kecamatan Cibadak), dan Desa Bantarkalong (Kecamatan Warungkiara).

Jika fasilitas pendukung dan akses menuju lokasi-lokasi ini diperbaiki, maka pariwisata berbasis panas bumi di Sukabumi dapat menjadi sektor unggulan yang tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat, potensi panas bumi di Sukabumi bisa dioptimalkan untuk mendukung energi hijau dan pariwisata berkelanjutan.

Masih kata Yuswandi, langkah-langkah seperti peningkatan infrastruktur, promosi wisata yang lebih gencar, serta pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan wisata berbasis panas bumi akan menjadi kunci sukses dalam mengembangkan potensi luar biasa ini.

Redaktur: Usep Mulyana