ARAHBICARA.COM – Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, mengikuti video conference rapat koordinasi (Rakor) Langkah Kongkrit Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2024. Kegiatan digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bertempat di Ruang Zoom Tata Pemerintahan Setda Kota Sukabumi, Senin (15/1/2024).

Usai kegiatan dia mengatakan, terdapat empat langkah yang akan dilakukan pemerintah daerah untuk mengendalikan laju inflasi. Demikian disampaikan Kusmana usai mengikuti video conference rapat koordinasi (Rakor) Langkah Kongkrit Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2024.

Dalam kesempatan tersebut Pj Wali Kota didampingi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi, H. Dida Sembada. Diikuti juga Kepala OPD dan Forkopimda.

“Pertama adalah stimulus ekonomi berupa bansos penyediaan Rastrada, penyediaan paket sembako untuk masyarakat. Operasi pasar di tujuh kecamatan, bazar murah dan gelar pangan murah keliling,” ujarnya.

Kedua adalah ketersediaan pasokan. Dimana cadangan beras yang terus dijaga, Indeks pertanaman (ip) 400 budidaya padi sawah dengan sistem 4 kali tanam dalam setahun.

Kang Tutus sapaan Pj wali kota menuturkan, Pemkot Sukabumi memiliki Strategi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Sukabumi dalam penanganan Inflasi tahun 2024, akan melakukan beberapa hal. Misalnya yang pertama Keterjangkauan harga, mendorong efektivitas pemanfaatan APBD melalui percepatan realisasi belanja

“Stimulus ekonomi berupa bansos penyediaan Rastrada, penyedian paket sembako untuk masyarakat. Operasi pasar di 7 kecamatan, bazar murah dan gelar pangan murah keliling,” ujar Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji.

Selanjutnya, ketersediaan Pasokan, dimana Cadangan Beras yang terus dijaga,Indeks pertanaman (ip) 400 Budidaya padi Sawah dengan sistem 4 kali tanam dalam setahun.

Cadangan pangan pemerintah (CPP). Memanfaatkan lahan pekarangan/Urban Farming untuk ketahanan pangan. Mengembangkan pangan lokal spesifik lokasi. Salah satunya dengan tanaman sorgum sebagai alternatif pangan pokok di kota sukabumi. Gerakan tanam cabai dan bawang

Lalu poin ketiga kelancaran distribusi memastikan distribusi dan logistik lancar. Misalnya distribusi Minyak Kita dan beras SPHP kepada pedagang pengecer.

Berikutnya mendorong kerja sama antar daerah dalam rangka menjaga pasokan komoditas pangan di daerah khususnya dengan daerah Produsen. Serta membangun dan memperluas akses pasar petani dan mengefisienkan rantai distribusi revitalisasi Pasar tradisonal.

Keempat, komunikasi efektif memantau pergerakan harga setap hari, mengintensifkan pemantauan lapangan, melakukan input data bapokting melalui aplikasi SP2KP, Neraca pangan, SIPANDA dan Silnda Jabar.

Koordinasi dengan Bulog Subdrive Cianjur terkait beras SPHP. Pengawasan Bersama Forkompinda dan satgas pangan khususnya dalam pemantauan harga dan ketersediaan sembako. Melakukan rapat Mingguan TPID dan Melakukan High Level/ Meeting TPID.

Menurut Kusmana, Inflasi 2024 diperkirakan melandai di kisaran target Inflasi namun masih terdapat sejumlah tantangan. Resiko Inflasi Kota Sukabumi tahun 2024, yakni Kenaikan tarif cukai Tembakau 10 persen, Kenaikan harga komoditas pangan yang bergejolak.

Pengaruh cuaca yang menyebabkan berkurangnya produksi tanaman hortikultura. Kenaikan bapokting menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN). Tantangan geopolitik konflik Ukraina dan Rusia

“Saya menekankan kepada pihak terkait untuk melakukan gerakan tanam, pendistribusian bantuan kepada keluarga penerima manfaat agar tepat sasaran, kampanyekan tidak boros pangan, lakukan rekonsiliasi data, melakukan gerakan stabilisasi pasokan dan harga pangan, gerakan pangan lokal,” ungkapnya.

Redaktur // Usep Mulyana