ARAHBICARA.COM- Pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al-Fath, KH Fajar Laksana mengungkapkan, bahwa penghargaan baik Nasional maupun internasional yang diterima oleh ponpes tersebut menjadi motivasi untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi sekaligus melestarikan seni dan warisan budaya salah satunya keberadaan Museum Prabu Siliwangi.

Demikian disampaikan Fajar usai mengikuti
Seminar dan Penyerahan Laporan Hasil Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Terhadap Benda-benda Koleksi di Museum Prabu Siliwangi di Aula Syekh Quro, Kamis (23/5/2024).

“Sejak enam tahun lalu, saya terus menyampaikan informasi seputar kegiatan yang dilaksanakan terkait Museum Prabu Siliwangi yang menjadi ikon dan kebanggaan kami dan warga Sukabumi pada umumnya. Dengan penghargaan ini, membuat semangat kami makin terus bergelora,” kata Fajar.

Lebih lanjut dia mengatakan, perhatian pemerintah terhadap kesinambungan seni dan budaya masih dirasakan masih kurang. Inilah yang menjadi alasan mengapa Ponpes Al-Fath mempertahankan tradisi untuk selalu memelihara seni dan budaya yang didasari kearifan lokal.

“Diakui atau tidak, di Indonesia masih kurang peminatnya. Padahal Indonesia itu adalah gudangnya megalit seperti yang berada di Cikakak, Gunung Tanjung dan di Cisolok. Tapi sayang sampai detik ini tidak ada museum yang dibuat. Bahkan telah saya cek sendiri sepertinya telah diperjualbelikan,” tegasnya.

Irfan Mahmud dari BRIN mengatakan, museum merupakan salah satu asset penting bagi sebuah daerah. Museum Prabu Siliwangi adalah termasuk warisan bersama antara Kota dan Kabupaten Sukabumi. Menariknya lagi kata Ponpes Al-Fath adalah ekosistem pesantren yang mampu berdiri sendiri atau tidak bergantung pada pihak lain. “Museum itu bukan sekedar koleksi melainkan museum yang memiliki denyut nadi kehidupan,” ujarnya.

Reporter: Ikram // Redaktur: Usep Mulyana