ARAHBICARA.COM – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena memimpin apel Hari Kesiapsiagaan Bencana tingkat Kabupaten Sukabumi, Jumat (26/4/2024).
Dia mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Pelaksanaan kegiatan tersebut dalam rangka mengumpulkan seluruh potensi-potensi kebencanaan lintas sektor, stakeholder, dalam upaya sama-sama untuk melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Seperti diketahui bahwa khususnya di Kabupaten Sukabumi, yang disebut super marketnya bencana punya bentangan pantai 117 kilometer, ada dua gunung berapi dan berada di cesar. Tentunya ini bagian dari proses kesiapsiagaan para relawan danĀ satgas untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat,” kata Deden.
Dia menambahkan, kesiapsiagaan itu mutlak dilakukan paling tidak untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Sehingga secara mental masyarakat telah siap menghadapinya. “Kita tidak berharap semua itu terjadi. Mari kita semua berdoa agar terhindar dari segala musibah bencana itu,” harapnya.
Terkait media yang digunakan untuk sarana sosialisasi, Deden mengungkapkan, saat ini di setiap desa telah dibentuk desa tangguh bencana dan keluarga tangguh bencana. Selain itu pihaknya juga gencar melakukan edukasi melalui lembaga pendidikan.
“Kita sampaikan pada mereka langkah-kangkah apa saja yang penting dilakukan saat menghadapi bencana gempa,
banjir atau bencana lainnya,” ujarnya.
Pada bagian lain dia menuturkan, BPBD juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan BMKG untuk mencari formula yang dapat meminimalisir dampak bencana. “Mereka merupakan mitra strategis dalam menyampaikan informasi seputar keadaan cuaca. Sehingga kita melakukan semacam antisipasi dini kebencanaan,” terangnya.
Yang tak kalah pentingnya kata Deden yakni keberadaan satuan komunitas dan relawan kebencanaan yang ada untuk terus membantu pihak pemerintah melakukan proses assesment ke titik-titik rawan bencana karena rentang jarak tempuh yang berjauhan. “Tanpa bantuan mereka, kita tidak bisa berbuat optimal di lapangan,” ungkapnya.
Redaktur: Usep Mulyana