ARAHBICARA.COM – Dalam rangka mendukung program nasional percepatan penurunan stunting, Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Sukabumi menyalurkan bantuan pangan bergizi kepada keluarga yang terindikasi berisiko stunting.
Pangan bergizi itu, berupa ikan mas segar, ikan nila segar, dan olahan abon ikan kepada keluarga yang terindikasi berisiko stunting.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati, menjelaskan program ini dilaksanakan secara bertahap sepanjang Desember 2024 di 55 desa prioritas yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Sukabumi Nomor: 400.7.1/kep-401-Bappelitbangda/2023 tentang Lokus Prioritas Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2024.
Lanjut Nunung, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat dengan memanfaatkan potensi perikanan lokal.
“Ikan merupakan sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang lebih unggul dibandingkan dengan protein hewani lainnya. Kandungan omega-3, protein, asam amino esensial, dan mineral dalam ikan sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Melalui bantuan ini, kami berharap dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan anak-anak, sekaligus mencegah stunting di Kabupaten Sukabumi,” ungkap Nunung.
Lebih lanjut Nunung menjelaskan, program ini menargetkan 90 keluarga di setiap desa sasaran. Namun, khusus Kecamatan Jampang Kulon yang memiliki 11 desa, setelah dilakukan survei dan koordinasi, ditetapkan seluruh desa tetap menerima bantuan meski jumlah penerima per-desa disesuaikan menjadi 82 dan 80 keluarga.
“Rincian desa penerima manfaat dengan 82 keluarga, antara lain Desa Jampang Kulon, Ciparay, Bojongsari, Karanganyar, Cikaran, Bojonggenteng, Cikaranggeusan, Tanjung, Padajaya, dan Nagraksari. Sementara Desa Mekarjaya menerima untuk 80 keluarga. Jenis bantuan terdiri dari, olahan abon ikan (3 bungkus/paket), ikan nila segar (2 kg/paket), ikan mas segar (2 kg/paket),” bebernya.
Menurutnya, masing-masing jenis bantuan didistribusikan berbeda.18 desa menerima abon ikan, 18 desa menerima ikan nila, dan 19 desa menerima ikan mas. “Penentuan jenis bantuan disesuaikan dengan kondisi geografis desa. Bagi desa yang sulit mengakses ikan segar, diberikan olahan abon ikan,” tegasnya.
Nunung menambahkan, pemilihan tiga komoditas berbeda ini juga untuk memberi dampak ganda bagi sektor perikanan. “Selain membantu pemenuhan gizi masyarakat, kegiatan ini berdampak positif bagi pelaku usaha perikanan, baik pengolah abon ikan maupun pembudidaya ikan mas dan nila. Dengan demikian, konsumsi masyarakat meningkat sekaligus mempromosikan produk perikanan lokal,” jelasnya.
Semua kegiatan distribusi, Nunung mengaku selalu berkoordinasi dan dilakukan bersama dengan pemerintah setempat, dan Kades Posyandu. Namun, pelaksanaan sempat menghadapi kendala akibat cuaca ekstrem.
“Hujan deras memicu tanah longsor, sungai meluap, dan pergerakan tanah di Kecamatan Jampangkulon, Cidolog, Surade, dan Lengkong, sehingga jalur distribusi terhambat. Selain itu, pemadaman listrik dan hilangnya sinyal komunikasi di Surade memperlambat pengiriman. Karena kondisi tersebut, Diskan menambah waktu pelaksanaan melalui adendum pekerjaan,” tuturnya.
Menurutnya. Meski demikian, masyarakat penerima manfaat menyambut baik bantuan ini. Pemerintah desa di tiap lokasi juga menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah daerah terhadap pemenuhan gizi warganya.
“Ya, disetiap lokasi kami selalu mendapat apresiasi dari pemerintah desa setempat,” ucapnya.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 yang dirilis Mei 2025, prevalensi stunting di Kabupaten Sukabumi berhasil turun dari 27% (2023) menjadi 20,5%. Walau belum mencapai target nasional 14%, capaian tersebut menjadi indikator awal keberhasilan intervensi yang lebih terarah dan terpadu.
Nunung menegaskan, stunting merupakan masalah serius yang perlu ditangani bersama. “Stunting berdampak jangka pendek pada gangguan pertumbuhan fisik, penurunan kecerdasan, hingga gangguan metabolisme. Dampak jangka panjangnya bisa menurunkan daya tahan tubuh, produktivitas, bahkan kualitas generasi mendatang. Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk terus menggalang sinergi lintas sektor demi menekan angka stunting di Sukabumi,” pungkasnya.
Dengan program ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif melalui pangan bergizi berbasis sumber daya perikanan lokal.
Reporter: Juliansyah || Redaktur: Rds