ARAHBICARA.COM – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) menyebut bahwa Kabupaten Sukabumi meraih penghargaan dari pemerintah pusat sebagai daerah percontohan nasional dalam menekan angka perkawinan anak di Indonesia.
Berkat kerja keras dan kolaborasi lintas sektor, angka perkawinan anak di Sukabumi berhasil turun drastis, dari 250 kasus menjadi hanya 29 kasus dalam beberapa tahun terakhir.
“Kabupaten Sukabumi dipilih sebagai salah satu pilot project penurunan perkawinan anak, bersama Lombok. Hasilnya sangat signifikan. Ini menunjukkan komitmen kita semua untuk melindungi masa depan anak-anak,” ujar Elis Sajaah, Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak (PHA) DP3A Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (13/02/2025).
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa kerjasama dengan organisasi Plan Indonesia yang berlangsung hingga September 2024 berperan besar dalam menekan angka perkawinan anak. Meski kerja sama resmi telah berakhir, semangat untuk melanjutkan program terus dikobarkan.
“Kami tidak akan berhenti. Apa yang telah dicapai bersama Plan akan kami kembangkan melalui Forum Anak Daerah dan Forum Barudak Sukabumi (Forbumi). Mereka adalah agen perubahan, yang terus memberikan edukasi kepada masyarakat,” tuturnya.
Dia menambahkan, salah satu kunci sukses penurunan angka perkawinan anak di Sukabumi adalah peran aktif anak-anak muda. Lewat Forum Anak Daerah dan Forbumi, mereka dilatih menjadi educator yang mengedukasi lingkungan sekitarnya tentang bahaya perkawinan anak.
“Sungguh, anak-anak ini luar biasa. Mereka turun langsung, berbicara dengan teman sebaya dan komunitas, menyampaikan pesan tentang pentingnya pendidikan dan risiko perkawinan usia dini. Peran mereka sangat besar dalam perubahan ini,” ujarnya.
Meski demikian kata DP3A menargetkan bahwa di masa mendatang angka perkawinan anak di nolkan atau tidak ada sama sekali.
“Kami dari DP3A optimis untuk mencapai nol kasus di masa depan. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan anak-anak muda, mereka yakin perubahan ini bisa terus berlanjut,” tandasnya.
Harapannya ke depan tidak ada lagi anak yang harus kehilangan masa depan karena dipaksa menikah dini. Kami akan terus bergerak, berinovasi, dan berkolaborasi untuk mencapai hal tersebut.
“Sukabumi kini menjadi contoh nyata bahwa upaya bersama bisa membawa perubahan besar. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk ikut melindungi hak dan masa depan anak-anak bangsa,” ucapnya.
Redaktur: Usep Mulyana