ARAHBICARA.COM – Sepanjang semester pertama 2025, Kabupaten Sukabumi dikepung deretan bencana alam yang memukul infrastruktur dan lingkungan warga. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, tercatat lebih dari 2.000 unit rumah rusak, ratusan warga mengungsi, dan kerugian materiel ditaksir mencapai lebih dari Rp 5 miliar.

Tiga bencana utama yang mendominasi adalah angin kencang, longsor dan banjir. Angin kencang yang paling sering terjadi, menyebabkan ±980 rumah rusak, terutama pada bagian atap mapun dinding. Longsor dan pergerakan tanah melanda wilayah perbukitan, menutup akses jalan serta mengancam puluhan rumah dan fasilitas umum.

“Bencana tersebar merata di berbagai kecamatan seperti Cicurug, Kabandungan, Cisaat, hingga Ciemas. Tercatat, ratusan rumah mengalami kerusakan ringan, sedang, bahkan roboh. Beberapa akses jalan dan jembatan terputus sementara akibat longsor atau gerusan air. Selain rumah warga, banyak juga sekolah, mushola, hingga saluran irigasi yang rusak akibat cuaca ekstrem,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena Rabu (2/7/2025).

Terlebih banjir bandang juga merendam ribuan rumah dan memutus beberapa jembatan penghubung antar kampung dan kecamatan. Tak hanya pemukiman, sawah, kolam, saluran air, sekolah, dan rumah ibadah juga turut terdampak.

Korban terdampak tidak sedikit. BPBD mencatat setidaknya 1.000 lebih jiwa mengungsi, dengan laporan lebih dari 40 warga luka-luka, serta dua korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Kecamatan Citarik.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui BPBD mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Upaya pemulihan dan mitigasi terus dilakukan, termasuk pendistribusian bantuan, pembersihan material longsor, dan perbaikan fasilitas umum.