ARAHBICARACOM – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi melalui Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Frendy Yuwono, menyebut, pada bulan ini Badan Geologi Bandung mulai melakukan penelitian terkait Geologi yaitu potensi terjadinya gempa bumi. Pelaksanaan kegiatan penelitian direncanakan berlangsung selama satu bulan.

“Mereka telah melakukan penelitian pada minggu kedua bulan Maret 2024, di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Rencananya akan dilanjutkan setelah Idul Fitri. Oleh karenanya locus penelitiannya pun makin diperluas. Dalam tata ruang nasional dikenal dengan istilah pusat kegiatan wilayah (PKW). Sehubungan satu wilayah dengan wilayah lain saling menopang,” kata Frendy, Selasa (26/3/2024).

Dia menambahkan, penelitian tersebut adalah inisiatif dari pihak mereka. Dalam satu kesempatan lanjut dia, lembaga yang berkantor di Bandung itu, menyambangi Bappeda guna minta masukan soal locus dan fokus penelitian mana saja yang menjadi garapan selama berada di Sukabumi. Karena sebagaimana diketahui bahwa wilayah Kota Sukabumi tidak begitu luas.

“Mereka ingin tahu kira-kira locusnya mau di mana dan fokus penelitiannya seperti apa? Pertemuan sudah digelar sebanyak dua kali. Pada pertemuan itu itu disampaikan, untuk locus di Kota Sukabumi tidak terlalu besar. Maka cakupannya harus diperluas untuk memperkuat dasar penelitian yang dilakukan,” ujarnya.

Di Kota dan  Kabupaten Sukabumi kata dia, ada dua wilayah yang ditetapkan secara nasional. PKW Sukabumi wilayahnya meliputi Kota Sukabumi bersama kecamatan-kecamatan di sekitarnya yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi seperti Cisaat dan Selabintatana dan PKW Palabuhanratu, tambahnya.

Pada bagian lain Frendy juga menjelaskan, berbicara  tentang lingkungan di Kota Sukabumi sangat berkaitan dengan wilayah di sekitarnya. Bicara konservasi air wilayah tangkapan berada di Kabupaten Sukabumi, maka lingkupnya harus diperluas.

Karena tujuan PKW itu sendiri adalah untuk melayani daerah-daerah di sekitarnya. Terkait objek penelitiannya kita minta selama ini kita tahu bahwa Sukabumi itu rawan gempa. Sedangkan intensitas gempa kita tidak tahu.

“Kita tidak bisa membandingkan tingkat kerawanan gempa antara Lembursitu dan Cikole. Maka diperlukan peraturan zonasi untuk larangan pembuatan struktur bangunan yang melebihi ambang batas yang ditetapkan,” terangnya.

Karena gempa tidak hanya dipengaruhi cesar tetapi tergantung struktur tanah dan batuan. Bahwa kemungkinan di Kota Sukabumi juga terbagi lagi menjadi daerah rawan gempa lagi. Penelitian baru akan dimulai pada pekan ini dua minggu sebelum lebaran dan setelah lebaran.

Reporter: M. Ikram // Redaktur: Usep Mulyana