ARAHBICARA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi terus melakukan percepatan penanganan pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Cikakak pada Senin, 27 Oktober 2025 yang lalu.
Peristiwa ini dipicu hujan deras berkepanjangan dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan meluapnya aliran sungai serta longsor di sejumlah titik.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki, menyampaikan bahwa hingga 30 Oktober 2025, pihaknya telah melakukan asesmen, koordinasi lintas sektor, dan penanganan darurat di lokasi terdampak.
“BPBD berkoordinasi dengan aparat desa, kecamatan, BPBD Jawa Barat, BNPB, serta unsur terkait lainnya dalam upaya penanggulangan. Kami juga telah menurunkan tim dan relawan untuk melakukan pendataan dan membantu warga terdampak,” ujar Eki, dalam keterengan resminya, Kamis (30/10/2025)?
Banjir bandang dan longsor di Kecamatan Cisolok berdampak pada 1.013 KK atau 3.123 jiwa. Sebanyak 9 KK (37 jiwa) terpaksa mengungsi ke rumah kerabat.
Data kerusakan yaitu Rumah rusak berat: 25 unit
,Rumah rusak sedang: 40 unit dan Rumah rusak ringan: 32 unit
Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka. Namun, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan meliputi
1 masjid, 1 sekolah (SDN Cikahuripan), 1 kantor desa, 3 jembatan putus dan Kerusakan tanggul penahan air di beberapa titik.
Selain itu beberapa akses jalan, seperti wilayah Gunungkaramat dan Karangpapak, sempat tertutup material longsor. Akses kini berangsur pulih dan mulai dapat dilalui kendaraan tertentu.
Pendataan di wilayah Kecamatan Cikakak masih berlangsung. Sementara itu, tercatat 69 KK atau 131 jiwa dan Korban terancam: 1 KK atau 5 jiwa
Data Kerusakan: Rumah rusak berat: 10 unit, Rumah rusak sedang: 27 unit, Rumah rusak ringan: 1 unit, Jembatan rusak: 3 titik, TPT rusak: 2 titik, Akses jalan terputus: 1 titik dan Sawah/lahan terdampak: ± 43,44 hektare.
Eki menjelaskan bahwa BPBD telah mengambil sejumlah langkah darurat untuk memastikan penanganan berjalan optimal:
Koordinasi lintas sektor dengan BNPB, BPBD Jawa Barat, OPD terkait, muspika, dan aparat desa. “Tanggap darurat difokuskan pada upaya pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar, layanan kesehatan, dan pemulihan akses yang terdampak,” jelasnya.
Tim gabungan hingga kini masih melakukan asesmen lanjutan sebagai dasar penanganan berikutnya, termasuk pemetaan kerusakan rumah, infrastruktur, serta lahan terdampak.
Eki menegaskan komitmen BPBD dalam memastikan keselamatan masyarakat serta percepatan pemulihan.
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada, terlebih cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. Segera hubungi aparat desa atau BPBD jika membutuhkan bantuan,” pungkas Eki.
Reporter: Jowel || Redaktur: Rsd.

