ARAHBICARA.COM – Empat tahun ke depan, Ciletuh –Palabuhanratu berstatus Green Card dari UNESCO. Bukan sekadar prestasi — ini undangan untuk datang, melihat, dan jatuh cinta pada Sukabumi.
Asap kopi tubruk menjalar pelan, seperti doa yang naik dari dasar hati —menghangatkan pagi dan membuka pintu ingatan yang lama terkunci. Dari sudut ruangan, suara Nining Meida menyapa sayup lewat lagu Karedok Leunca — seakan berbagi ingatan tentang kelok jalan, terjal tebing, dan galak ombak.
Apa kabar Pajampangan?
Pajampangan — daerah yang dulu pernah kusebut rumah — kini bukan lagi sekadar tanah yang warganya menggantungkan hidup dari laut dan ladang. Empat tahun sudah kutinggalkan, dan kini ia lahir dengan wajah baru: wajah yang siap menyambut pemekaran dan wisatawan yang datang dari segala penjuru.
Dan puncaknya, kabar paling segar baru saja datang dari Sidang Dewan UNESCO Global Geoparks di Kütralkura, Chile, awal September 2025. Geopark Ciletuh–Palabuhanratu resmi mendapatkan status “Green Card” — predikat tertinggi dari UNESCO kepada Dispar Kabupaten Sukabumi yang menandakan pengelolaan geopark ini memenuhi standar dunia. Sertifikatnya baru akan diserahkan Maret 2026, tapi statusnya sudah sah berlaku untuk empat tahun ke depan.
Apa artinya?
Singkatnya: dunia kini resmi mengakui bahwa Ciletuh–Palabuhanratu bukan hanya indah, tapi juga dikelola dengan baik. Sebuah “lampu hijau” yang berarti geopark ini siap menerima wisatawan mancanegara dengan pengalaman kelas dunia.
—Teater Alam yang Hidup
Bayangkan: tebing raksasa seperti tirai panggung, pantai yang panjangnya belasan kilometer, air terjun yang jatuh dari ketinggian seperti efek dramatis, dan sawah hijau yang jadi latar. Inilah geopark, atau istilah kerennya: open-air theatre of the Earth. Semua tersaji di satu kawasan yang bisa dijelajahi dalam sehari, tapi sebaiknya kamu nikmati perlahan.
Puncak Darma jadi spot paling ikonik — tempat kamu bisa melihat lekuk Teluk Ciletuh yang menyerupai tapal kuda raksasa. Sunrise di sini? Jangan ditanya. Rasanya seperti sedang berdiri di balkon dunia.
—Tiket, Akses, dan Penginapan
Tiket masuknya? Santai saja. Banyak titik wisata di kawasan ini yang gratis, hanya bayar parkir dan retribusi kecil.
Akses? Jalan sudah mulus, bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi dari Sukabumi Kota (sekitar 3-4 jam). Bus dan travel pun tersedia dari Bogor dan Jakarta.
Menginap? Ada banyak pilihan vila dan homestay — mulai dari yang bergaya etnik dengan atap rumbia sampai yang modern minimalis menghadap laut. Rasanya seperti punya rumah liburan pribadi di tepi samudra.
—Teras Kabupaten Sukabumi
Geopark Ciletuh–Palabuhanratu kini bukan hanya destinasi, tapi wajah depan Sukabumi. Sebuah teras tempat tamu disambut, diceritakan kisah bumi, dan diajak pulang dengan pengalaman yang tak terlupakan.
Green Card ini bukan hanya penghargaan, tapi undangan resmi: ayo datang, lihat sendiri, dan biarkan Sukabumi membuatmu jatuh cinta.
Penulis: Dien Makmur